Pertanyaan mendasar adalah, mengapa Allah memerintahkan kita membacanya setiap Sholat? bahkan, sholaat tidak sah tanpa dibacakan surat Alfatihah... Ini adalah salah satu kemungkinan jawabannya.
Apabila bicara sukses dunia pasti orang berfikir banyak harta, pekerjaan bagus, jodoh yang bagus dan hal-hal penuh kebagusan lainnya dalam hidup kita. Sebagai umat Islam yang setiap lima waktu melakukan sholat, dan dalam sholat itu 17 rakaat dilakukan, semuanya membaca surat Al Fatihah. pertanyaannya sekarang adalah, kenapa kita disuruh membaca surat Al Fatihah setiap rakaat kita sholat?
Percayalah, ini adalah satu-satunya jawabannya. mulai saat ini, ubahlah posisi duduk anda, katakan pada diri anda bahwa anda akan melanjutkan membaca artikel ini sampai habis. katakanlah pada diri anda sendiri bahwa ANDA INGIN BERUBAH DAN ANDA MAU BERUBAH !!!
1. Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Pada ayat pertama ini, Allah memperkenalkan diriNYA, memberitahukan kepada seluruh alam semesta nama resmi dan sifat yang dimilikinya. Kalau pada kitab-kitab sebelum Al Quran terdapat nama YHWH, Elohim, Huwa dan Bapa’, maka dalam kitab yang terakhir ini – Al Qur’an – Allah menegaskan lagi bahwa namanya yang dengannya Tuhan pemilik alam semesta ini ingin di kenal adalah Allah.
Kalau dalam pengetahuan yang primitif orang mengenal Tuhan sebagai sosok yang menyeramkan, berbadan besar dengan mata yang melotot keluar dan taring yang panjang lagi tajam yang harus diberi sajen supaya tidak marah, maka pada ayat pertama ini, Allah memperkenalkan dirinya dengan sifatNYA yang sama sekali jauh dari apa yang mereka kira selama kehidupan primitif itu yaitu Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Hal ini merupakan pernyataan resmi Tuhan semesta alam untuk membantah semua faham dan pengertian tentang Tuhan Pemilik Jagad raya. Jadi dengan ayat ini seolah Allah mengatakan kepada seluruh alam semesta bahwa “ini loh Aku, namaku Allah dan aku Maha Pengasih dan Maha penyayang”.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG PERTAMA ADALAH MENGENAL ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG
Mengenal Allah adalah salah satu kunci sukses, sebab dengan mengenal Allah manusia menjadi tahu dan – mudah-mudahan – akan selalu ingat bahwa walaupun bagaimana dirinya sebagai manusia berusaha, tetapi hasil akhir ada ditangan Allah. Dengan demikian manusia menjadi tidak sombong apabila berhasil karena keberhasilannya adalah hasil campuran antara ikhtiar – usaha –nya dan bantuan dari langit berupa ketentuan. Pun apabila dia gagal, dia tidak perlu menyalahkan dirinya sendiri, karena sadar bahwa kegagalannya bukan karena usahanya kurang bagus, tetapi ada penentu segala penentuan, yaitu Allah.
Mengenal Allah akan membuat manusia berakhlak mulia, karena sadar bahwa Allah maha melihat dan maha mengawasi. Dengan mengenal Allah, manusia akan ingat bahwa dirinya harus terus menerus berbuat kebaikan dan menjadi manfaat buat manusia lain yang nota bene adalah sama-sama hamba Tuhan.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”
Mengenal Allah lebih jauh menjadikan manusia hanya berharap kepadaNya, bukan kepada yang lain. Menggantungkan hidupnya pada Allah, memasrahkan hidup dan seluruh sendi kehidupannya pada peraturan dan agama Allah.
Nabi Muhammad saw selaku rasul pilihan diutus ke dunia ini adalah dengan misi, memperkenalkan Allah yang maha pengasih, maha penyayang kepada seluruh manusia. Ia mengajarkan untuk membaguskan Akhlak, baik akhlak kepada manusia lainnya, akhlak kepada lingkungan dan yang terpenting adalah akhlak kepada Allah. Dengan pengenalan yang baik kepada Allah, manusia telah berusaha mengikuti tauladan rasulullah saw berakhlak mulia kepada Allah.
Mengenal siapa Allah bagi manusia berarti bahwa manusia itu telah menapaki salah satu jalan menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat. Itulah yang oleh kalangan sufi dinamakan ‘makrifatullah.’
2. Alhamdulillahirobbil ‘Alamin
Segala Puji Bagi Allah Tuhan semesta alam
Segala Puji hanya untuk Allah, segala bentuk pujian baik pujian atas nikmat dan karunianya berupa kesehatan maupun pujian karena nikmat dan karunianya berupa kehidupan. Pokoknya segala bentuk pujian, baik puji kecil maupun puji besar.
Pada ayat yang ke dua ini Allah menyuruh kita – sebagai makhluk yang berakal – untuk memuji Dia. Kenapa kita harus memuji Dia ? Karena kalau kita lihat lebih dalam dengan perenungan yang bersih kita akan menemukan bahwasanya alam semesta ini, yang berjalan teratur dari hari ke hari, bulan ke tahun bahkan detik ke menit, berjalan dengan sistemnya yang secara scient – ilmu pengetahuan – dapat diterangkan dengan baik tanpa keragu-raguan.
Pertanyaan yang baik dilontarkan pada waktu merenung itu adalah, siapa yang telah menciptakan ini semua ? siapa yang menjalankan sistem ini, yang begitu konsisten dan teratur tanpa ada satupun kesalahan di dalamnya? Dia lah Allah.
Kita harus memujiNYAkarena Dialah yang telah menciptakan diri kita dan alam lingkungan kita. Segala sesuatu selain dia adalah ciptaannya, segala sesuatu selain Dia adalah makhluk, yang diciptakan.
Manusia, Jin, Malaikat, Hewan , Tumbuhan, matahari, bulan, bintang dan planet-planet di tata surya, semuanya adalah makhluk ciptaan Allah. Sampai saat ini belum ada satu orang pun yang mengklaim bahwa seluruh jagad raya ini adalah ciptaannya. Hanya Allah saja yang berani mengatakan bahwasanya Allah yang telah menciptakan Alam semesta ini.
Kalau kita mau merenungkannya, sebenarnya alam semesta yang kita lihat dan rasakan setiap hari ini, tidak berguna buat kita jika kita tidak dihidupkan, diciptakan dengan dilengkapi indera-indera untuk melihat, mendengar, merasa dan lainnya. Coba kita bayangkan, apa jadinya bunga-bunga yang beraneka warna nan indah tanpa mata kita untuk melihat? Apa jadinya suara angin berdesir menerpa dedaunan ditingkahi suara burung-burung berkicau tanpa telinga kita untuk mendengar? Apa jadinya beraneka buah-buahan dan daging hewan yang lezat tanpa lidah kita untuk merasa?
Subhanallah, Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan sempurna,
“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Coba kita renungkan kejadian diri kita. Salah satu contoh adalah pada saaat kita bayi. Waktu bayi kita tidak punya apa-apa, masih lemah. Allah menjadikan kasih sayang pada seorang ibu dan ayah yang bersedia bersusah payah merawat kita. Bayangkan derita yang ditanggung oleh ibu kita saat mengandung kita. Sembilan bulan sepuluh hari, beliau mengandung kita, membawa-bawa kita dalam setiap aktifitasnya. Bayangkan derita dan beban yang dipikulnya. Tapi beliau rela melakukan itu karena sifat kasih sayang yang ditanamkan Allah ke dalam sanubari ibu kita. Maha suci Allah yang telah menciptakan kasih sayang dengan rahmatnya.
Setelah dewasa, kita mulai mengerti. Indera penglihatan dan pendengaran kita menjadi baik. Kita mengenal warna-warni dan kita mendengar banyak sekali suara. Kemudian kita perhatikan cara kerja mata, telinga, kulit, lidah dan otak. Suatu keajaiban, bukan? Sampai saat ini, belum ada manusia yang mampu menciptakan robot yang mempunyai rasa dan perasaan seperti layaknya manusia. Tapi kita? Kita diciptakan dengan sempurna dan itu semua gratis dari Allah sebagai bentuk kasih sayangNya kepada kita.
Pada ayat yang ke dua ini seolah-olah Allah berkata, “Hai manusia, pujilah aku, karena aku telah menciptakan kamu dan lingkungan tempat kamu tinggal.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE DUA ADALAH MENGENAL DIRI DAN LINGKUNGAN
Mengenal diri berarti memahami diri sendiri. Apa kebaikan kita, bakat yang kita punya, apa yang bisa kita lakukan dengan tubuh dan otak kita. Mengenal diri juga berarti memahami keterbatasan kita, kekurangan kita yang harus kita perbaiki dari hari ke hari. Mengenal diri berarti memahami sejauh mana kredibilitas kita mesti kita bangun untuk menghadapi tantangan kehidupan di depan kita.
Mengenal diri dan lingkungan berarti juga menjaga komunikasi, akhlak dan perilaku kita dimata masyarakat tempat kita hidup. Dalam pengenalan diri ini tercakup beberapa hal yang sangat dibutuhkan kita sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Diantaranya adalah kredibilitas, kepercayaan – trust, dan skill – kemampuan – untuk melakukan sesuatu.
Salah satu konsekwensi dari memeluk agama Islam adalah, pertama harus mengakui bahwa Allah swt adalah Tuhan kita yang patut kita sembah, kalau Allah adalah Tuhan kita, maka dengan sendirinya Al Qur’an adalah kitab yang harus kita kuasai.
Yang ke dua sebagai umat Islam kita harus menjadikan Rasulullah, Muhammad saw, sebagai teladan kehidupan kita. Kalau kita baca Al Qur’an, maka kita akan tahu bahwa sejak usia dini Allah telah memberitahukan kepada kita sifat-sifat manusia yang rata-rata manusia memilikinya yaitu sifat menentang, keras kepala dan kufur nikmat. Itu adalah pemberitahuan Allah, bahwa yang namanya manusia itu bukan baru sekarang saja keras kepala, menentang dan kufur nikmat. Tapi sejak zaman Adam sampai nanti kiamat tiba, yang namanya manusia ya, begitu itu. Makanya, kita diharuskan meniru perilaku Rasulullah saw, perilaku yang luhur. Bahkan menurut salah satu istrinya – Aisyah – perilaku Rasulullah adalah sesuai dengan Al Qur’an.
Dan apabila kita mengkaji kehidupan Rasulullah, maka kita akan mendapati bahwa manusia yang paling mengenal dirinya sendiri adalah Rasulullah dan para sahabatnya. Bayangkan prestasi yang mereka capai. Tidak sampai tiga ratus tahun sejak di kumandangkannya azan pertama di kota suci makkah, kekuasaan umat Islam sudah terbentang luas ke barat dan ke timur. Itulah efek dari mengenal diri dan lingkungan, mengenal Allah dan menuruti hukum-hukumnya.
Manusia yang mengenal dirinya tidak akan mudah terombang ambing oleh kejamnya zaman. Dia tidak akan mudah terbawa arus dalam pergaulan. Dan yang terpenting, orang yang mengenal dirinya adalah orang yang tahu batasan-batasan kesanggupan dirinya dan tahu apa-apa saja yang mampu dilakukannya.
“Kenalilah dirimu, niscaya engkau akan mengenal Tuhanmu”
Manusia yang mengenal dirinya adalah manusia yang mau belajar, mau menerima masukan dan mau bersikap toleran. Bukankah kita hidup dibawah langit yang sama, kita berjalan dibawah awan yang sama, jadi buat apa memperbesar perbedaan seolah itu adalah sesuatu yang harus dipertentangkan. Selama nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi, maka selama itu pula kita akan hidup tenteram dan damai sebagai bentuk dari kecintaan terhadap kemanusiaan.
“Sesungguhnya kamu diciptakan bersuku-suku berbangsa-bangsa supaya saling mengenal.”
Supaya saling memahami, saling berbagi, saling belajar, saling berusaha menolong dan yang terpenting adalah saling bermanfaat untuk sesama. Bukankah perbedaan itu indah? Bukankah bunga akan semakin indah jika dia beraneka ragam dan berwarna-warni? Bukankah dalam pengertian yang lebih luas terdapat upaya Allah untuk membaurkan suku-suku dan bangsa-bangsa tadi dalam medan bisnis, supaya ada ‘link’, ‘channel’, supaya ada koneksi?
Manusia yang mengenal dirinya dan lingkungannya adalah manusia yang sudah melangkah mendekaati kesuksesan Dunia dan Akhirat.
3. Arrahmaanirrahiim
Maha Pengasih Maha Penyayang
Pada ayat yang ke tiga ini Allah mengulang kembali pernyataan tentang sifat dan namaNya, Maha pengasih dan Maha penyayang. Mengapa dalam tujuh ayat surat Al Fatihah ini Allah lebih mementingkan untuk mengulang kalimat Arrahmaanirrahiim yang sudah dinyatakan di ayat pertama – bismillahirrahmanirrahim ?
Allah ingin menegaskan kepada kita semua sifat kasih sayangNya kepada manusia. Ar Rahman adalah salah satu namaNYA juga yang berarti Maha Pengasih. Tak ada yang lebih kasih dari pada yang Maha Pengasih. Ar Rahim juga sebuah namaNYA yang berarti Maha Penyayang. Dari nama inilah – Ar Rahim – diambil kata silaturrahmi, yang berarti saling berbalas berkasih sayang.
Ada sebagian ulama dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa sifat Allah Ar Rahman – Maha pengasih – ditujukan untuk semua makhluknya di alam semesta ini sedangkan Ar Rahim – Maha Penyayang – hanya di khususkan bagi orang Mukmin di Akhirat nanti. Wallahu a’lam.
Terlepas dari penafsiran itu, tentu kita akan bertanya, Apa buktinya kalau Allah Maha pengasih dan Maha penyayang bagi kita ? Sebagai Pencipta manusia, Allah tidak lantas membiarkan manusia menjalani kehidupan dunia ini tanpa ada bimbingan.
Allah yang memberikan kehidupan ini kepada seluruh makhluk juga memberikan bimbingan – berupa petunjuk – untuk seluruh makhlukNya itu menjalani hidup dan kehidupan ini. Itulah Al Qur’an al karim. Itulah teori untuk menjalani kehidupan supaya seluruh makhluknya sukses mengemban misinya masing-masing di dunia yang penuh liku-liku ini. Seperti anda jika memberli barang elektronik, hanphone misalnya. Tentu anda tidak mau jika anda hanya menerima perangkat kerasnya saja tanpa disertai manual book – buku petunjuk pemakaiannya. Begitu juga dengan manusia, diberikannya Al Qur’an sebagai ‘manual book’ bagi manusia untuk menjalani hidup di dunia ini. Itulah bukti bahwa Allah Maha Pengasih terhadap seluruh makhlukNya.
Tapi Allah tidak hanya Maha Pengasih saja, Dia juga Maha Penyayang sehingga bukan hanya Teori untuk menjalani kehidupan dunia ini saja yang diberikan , tapi juga diberikan bukti secara praktek. Kalau ada orang memberikan teori tentang sesuatu hal kepada orang lain, itu sudah biasa, tapi kalau orang itu memberikan teori disertakan dengan prakteknya, itu baru luar biasa. Itulah yang dilakukan oleh Allah Swt.
Saking sayangnya Allah dengan makhluk yang namanya manusia, diturunkanlah seorang rasul yang menjalani – mempraktekan - semua hal yang tercantum di dalam Al Quran – yang merupakan teori untuk menjalani kehidupan ini – secara murni dan konsekuen.
Dalam ayat ke tiga ini Allah seolah-olah berkata, “inilah bukti bahwa Aku sayang kepada kalian. Aku ciptakan aturan berupa petun juk untuk menjalani kehidupan di dunia ini, aku tidak memberikan teori saja, tapi juga aku berikan contoh hidup. Dia lah rasulku, dalam tempo 23 tahun, dia sudah bisa membangun kerajaan Islam yang terpatri di hati sahabat-sahabatnya yang luasnya dibarat dan ditimur. Jadi Apabila kalian mengikuti petunjuk secara teori dan mengikuti juga petunjuk secara praktek, pasti kamu akan sukses dunia akhirat seperti Rasul kesayanganKU Muhammad saw.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE TIGA ADALAH MENGETAHUI SARANA DAN PRASARANA UNTUK SUKSES YAITU AL QURAN DAN HADIST
Dalam Alqur’an terdapat pokok-pokok petunjuk untuk sukses. Sedang penjabarannya adalah dalam praktek yang dilakukan Rasulullah saw yang diejawantahkan ke dalam hadist.
Bukankah dalam Islam diajarkan bahwa menuntut ilmu itu ibadah? Bukankah dalam Islam juga diajarkan bahwa senyum itu ibadah? Itulah petunjuk jalan menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat.
“Aku tinggalkan dua hal, apabila engkau berpegang kepada keduanya maka engkau akan selamat dunia dan akhirat. Yaitu al Qur’an dan Hadist.”
Tidak ada satu hal pun yang menyangkut kehidupan manusia serta sendi-sendinya yang tidak diterangkan di dalam Al Qur’an dan Hadist. Mulai dari peraturan dan tata cara sholat sampai peraturan dan tata cara buang air, semuanya tersaji lengkap untuk di ikuti, di praktekan sebagai langkah menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat.
4. Maalikiyaumiddin
Rajanya hari pembalasan
Pada ayat ke empat ini, Kita seperti di sadarkan. Betapapun lama hidup ini berlangsung, betapapun uniknya kehidupan ini, pasti bermuara pada satu tujuan. Akhirat. Pasti berakhir dengan suatu ketetapan yaitu kematian. Allah menegaskan kepada manusia, Dialah Raja di raja pada hari pembalasan. Berbuat baiklah semaumu, hai manusia, karena engkau pasti akan di balas. Ada hari yang ditunggu-tunggu, hari pembalasan. Allah lah Raja pada hari itu.
Pada ayat ini Allah seperti mengingatkan kita, “Hai manusia, Engkau aku ciptakan dari sulbi perempuan dan mani laki-laki dengan tujuan beribadah kepadaku. Ingatlah Tujuan hidupmu yang utama adalah akhirat. Berapapun lamanya kamu hidup, kamu akan mati juga, dan kalau kamu mati, maka engkau akan dikembalikan kepadaku untuk aku balas segala perbuatanmu di dunia. Jadi beramallah dengan amal yang baik seupaya engkau mendapatkan balasan yang baik pula.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE EMPAT ADALAH MENGETAHUI TUJUAN PENCIPTAAN
Mengetahui tujuan penciptaan adalah langkah menuju sukses Dunia dan Akhirat. Orang yang mengetahui tujuan penciptaan, maka dia akan berfikir seribu kali jika ingin melakukan perbuatan tercela. Seperti tukang kayu yang sedang membangun rumah, kalau dia mengetahui tujuannya membangun rumah tentu akan dikerjakannya dengan sepenuh hati dan sepenuh kemampuan yang dia punya.
“Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU.”
Manusia yang mengetahui tujuan penciptaannya pasti menjalani hidup yang seimbang antara keperluan Dunia dengan keperluan Akhirat, karena bagaimanapun dia berbuat dia mengetahui suatu saat dia akan mati, meninggalkan dunia yang fana ini menuju dunia yang kekal, akhirat.
Allah sebagai khalik menciptakan manusia dengan tujuan menjadi Khalifah di dunia ini. Khalifah adalah wakil Allah, jadi manusia adalah wakil Allah di Bumi ini, kalau di dalam suatu bangsa, maka Khalifahnya adalah Raja, Ratu atau presiden. Di dalam suatu masyarakat propinsi, khalifahnya adalah gubernur, sedang dalam rumah tangga, khalifahnya adalah ayah atau bapak sebagai kepala rumah tangga. Tiap-tiap diri sendiri, adalah Khalifah bagi dirinya sendiri.
“Tiap kamu adalah pemimpin. Dan tiap pemimpin pasti akan di tanya mengenai apa yang dipimpinnya.”
Orang yang mengetahui tujuan penciptaan, pasti tidak akan menyia-nyiakan dirinya dengan menganggur tiada upaya. Karena pengangguran adalah bukti kejumudan – ke apatisan – dan kehidupan ditandai dengan pergerakan. Bergerak berarti hidup sedang diam berarti mati. Kesedihan yang mendalam adalah bagi orang-orang yang mati dalam hidupnya, mati hatinya dari mengenal Allah, mati hatinya dari mengenal diri sendiri, dan mati hatinya dari mengetahui tujuan dia hidup.
Orang yang tidak mengerti tujuan penciptaannya maka dirinya pasti berasa hampa, kosong. Mengerjakan sesuatu tapi hatinya tetap berasa ada yang kurang, berasa sendiri. Kenapa demikian? Sebab dalam hati kita ada yang disebut ruh ilahiah, ialah ruh yang ditiupkan Allah yang selalu menanyakan beberapa pertanyaan dasar seperti apa tujuan hidup kita? Kenapa kita diciptakan? Siapa yang telah menciptakan kita? Pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Dan jawaban yang pasti adalah makanan spiritual untuk menentramkan hati kita. Dialah tunduk dan pasrah terhadap agama Allah, satu-satunya agama yang benar.
Manusia-manusia yang mengetahui tujuan penciptaan pasti menghargai waktu, karena dia tahu waktunya hidup di dunia ini sangat terbatas. Kematian bisa datang tanpa diundang. Dia sadar betul bahwa semua waktunya harus digunakan untuk kemanfaatan baik untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk orang lain. Manusia yang tahu tujuan penciptaan akan bergerak seolah-olah waktu memburunya karena dia sadar, waktunya sangat terbatas sedang amal ibadahnya masih sangat sedikit.
Jadi, mengetahui tujuan penciptaan adalah salah satu langkah menuju kesuksesan itu sendiri.
5. Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in
Hanya kepada Engakaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan
Pada ayat ke lima ini, Allah memberi tahukan kepada manusia bahwa konsep penyembahan yang di terima di sisiNya adalah konsep Laa ilaha Ilallah Muhammadarrasulullah. Aku menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah, hanya utusan, bukan Tuhan yang layak disembah. Hanya manusia biasa yang menjadi utusanNYA. Dia sama seperti rasul-rasul yang lain, hanya saja dia – Muhammad saw – mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki Rasul dan Nabi yang lain. Itulah konsep ibadah yang benar bukan yang lain.
Ibadah adalah segala sesuatu kegiatan yang baik menurut moral dan baik menurut al quran dan dicontohkan oleh Rasulullah yang diniatkan hanya untuk Allah. Ibadah menuntut keikhlasan dari si pelaksananya.
Ibadah dibagi dua, Ritual dan sosial, ada ibadah yang ritual, tapi bila dikaji secara specifik, maka ia juga – ibadah ritual itu – seringkali berupa ibadah yang bersifat sosial. Contohnya sholat, sangat ritual dan individual, tapi kalo dilakukan secara berjamaah di suatu masjid atau mosholla dia akan menjadi ibadah sosial juga.
Ibadah ritual hanya sedikit, sholat, puasa, zikir, Haji, menjaga wudhu. Tapi ibadah sosial bisa banyak sekali jenisnya. Senyum adalah ibadah, menggauli anak dan istri dengan baik, juga ibadah. Menyingkirkan duri dari jalanan orang muslim juga ibadah, memberi kebaikan kepada orang lain berupa makanan atau minuman juga ibadah, bahkan memberi minum kepada anjing yang kehausan juga merupakan ibadah.
Sedangkan konsep tolong menolong adalah konsep barokah. Segala sesuatu kalau tidak ada barokah-nya maka akan terbuang sia-sia. Jika anda mempunyai uang seribu dan dalam waktu dekat menghasilkan lima ribu lalu uang itu terpakai untuk sesuatu yang berguna, itu berarti penghasilan anda ada barokahnya karena digunakan sesuai kebutuhan, tapi kalau uang anda terbuang sia-sia hanya untuk sesuatu yang sebenarnya anda tidak perlu, apalagi kalau anda menyesal karenanya. Itu bisa dikatakan tidak ada barokah – berkah - dari Allah swt.
Allah telah berjanji kepada manusia, “Allah akan menolong seseorang selama orang itu menolong Agama Allah.” Janji Allah tak pernah ingkar hanya saja masalah waktunya tidak bisa dipastikan, karena berkah termasuk sesuatu yang gaib dan segala sesuatu yang gaib tidak bekerja menurut prinsip-prinsip yang realistis, faktual, nyata dan dapat diperhitungkan.
Sebenarnya hal itu mempermudah tugas kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah berbuat baik setiap saat. Pasti Allah akan membalas perbuatan baik kita karena itu adalah janjiNYA.
Dalam ayat ini Allah seolah-olah berkata, “Aku menciptakan kamu dengan tugas beribadah dan saling tolong menolong antara sesamamu. Maka beribadahlah kamu dengan cara saling tolong menolong supaya kamu menjadi sesuatu yang besar, supaya kamu beruntung.”
Kalau dipikirkan secara jernih tanpa prasangka, sebenarnya indah sekali konsep tolong menolong yang di perintahkan Allah untuk kita lakukan. Segala kebaikan di ganjar sepuluh kali lipat dan dilipatkan lagi hingga tiga ratus hingga lima ratus tingkatan. Kalau kita melakukan kebaikan yang banyak maka ganjaran dari Allah akan melimpah dan memenuhi ladang pahala amal kita. Jadi perumpamaannya seperti sesuatu yang sedikit dilontarkan kemudian berbalik menjadi banyak dan berkumpul hingga meluap dan luapannya kembali ke tempat kita.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE LIMA ADALAH MENGETAHUI KONSEP IBADAH DAN KONSEP TOLONG MENOLONG
Banyak sekali kaum kafir orientalis, maupun kafir liberalis yang sekuler, berusaha memisahkan antara agama dan kehidupan dunia. Kita sebagai umat Islam menyatakan menolak konsep pemisahan itu. Bagi kita, kehidupan adalah agama itu sendiri, kehidupan dunia adalah ladang untuk beramal menuju kehidupan akhirat. Tidak ada satupun dalam agama yang tidak memberi peraturan bagi kehidupan dunia.
Dalam bisnis moderen misalnya, telah berlaku aturan cara berbisnis yang syari’i. Bahkan Rasulullah adalah contoh pedagang – pebisnis – yang ulung. Terbukti ketika dirinya dijadikan duta dagang oleh sayidah Khadijah, tidak sampai sebulan Rasulullah telah pulang membawa keuntungan yang banyak.
Agama Islam adalah agama yang sempurna mengatur bisnis dan segala sendi kehidupan manusia. Jadi tidak ada pemisahan yang ini urusan agama dan yang itu urusan dunia. Dalam Islam, Agama harus menata kehidupan di dunia dan dunia harus sesuai dengan peraturan agama.
Penyesatan yang dilakukan oleh orientalis dan kaum kafir lainnya yang mengatas namakan dunia bahkan mengatasnamakan HAM telah berurat berakar dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Sehingga ada jargon dalam berpolitik ‘kalau berpolitik tidak usah membawa-bawa agama’. Kalau anda menemui orang yang berkata seperti itu katakanlah, “Kami umat Islam, segala kehidupan kami sudah di atur dalam agama, jadi tidak mungkin kami meninggalkan agama kami seperti anda meninggalkan agama anda dibelakang punggung anda.”
Dalam Islam apapun yang kita lakukan dan di niatkan untuk Allah, itu adalah ibadah. Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya karena Allah, itu ibadah. Menghindari korupsi sebisa-bisanya karena Allah, itu pun ibadah. Tidak ada yang bernilai tidak ibadah, kecuali hal itu dilakukan bukan untuk Allah, untuk boss misalnya, itu bukan ibadah.
Ibadah seperti diterangkan di atas memiliki dimensi yang luas. Ada ibadah ritual, sholat, puasa, sedekah, haji. Dan ada juga ibadah sosial, yang ini banyak sekali jenisnya dan hampir ada di setiap sendi kehidupan kita.
Senyum kepada orang lain, itu ibadah. Mencegah orang lain berbuat jelek, itu ibadah. Memberi ilmu kepada siapa saja itu ibadah. Semua hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain diniatkan untuk mencari ridho Allah adalah ibadah.
Berbisnis dengan baik, itu juga ibadah. Mencari uang yang halal, itu juga ibadah bahkan hal itu adalah ibadah wajib yang diutamakan, mencari penghasilan yang halal.
“Barangsiapa tidak memperdulikan dari mana dia mendapatkan harta, maka Allah tidak memperdulikan dari pintu mana dia masuk neraka.”
Tolong menolong juga merupakan ibadah. Bahkan ajaibnya kalau ibadah lain dihitung pahalanya berdasarkan ke ikhlasan orang yang melakukan ibadah itu dan di balas nanti di akhirat, tolong menolong beda perhitungannya.
Anda boleh mencoba hal ini sebagai pengujian terhadap konsep tolong menolong ini. Percayalah kalau tolong menolong itu dibalas tunai, langsung di dunia ini. Artinya kita tidak akan mati sebelum perbuatan baik kita menolong orang lain di balas oleh Allah swt. Percayalah. Saya dan berjuta-juta orang mukmin lainnya sudah mencobanya.
“Barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.”
Memang kalau kita menolong orang lain tidak lantas kita mendapatkan apa yang kita mau saat itu juga, karena tolong menolong adalah sesuatu yang ghaib balasannya tidak bekerja berdasarkan hukum yang pasti dan dapat dihitung waktunya. Tapi barang siapa menolong orang lain, adalah suatu kepastian bahwa dirinya akan di tolong juga oleh Allah, hanya masalah waktunya dan dimananya itu kita tidak bisa memastikan. Tapi pasti Allah menolong kita. Itu adalah janji Allah dan janji Allah tidak pernah ingkar.
6. Ihdinashiraatalmustaqim
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Dalam kehidupan dunia ini, yang terpenting adalah diberi petunjuk jalan yang lurus. Itulah cita – cita tertinggi manusia. Diberi jalan yang lurus. Untuk apa banyak uang, harta melimpah, tapi sesat, jauh dari jalan Allah? Untuk apa hidup senang di dunia tapi susah di akhirat? Untuk apa uang melimpah tapi jantung harus di ganti darah sebulan sekali? Diberi petunjuk jalan yang lurus, membuat hidup kita tenang bahagia dunia dan akhirat. Alangkah sesatnya orang yang jauh dari ajaran Allah.
Biasanya hambatan yang utama adalah melawan diri sendiri. Kemalasan merupakan penyakit yang diciptakan oleh diri sendiri. Itu harus dilawan oleh orang yang beriman. Tugas ibadah kita menuntut akhir yang baik maksudnya khusnul khotimah, akhir yang baik. Percuma kalau kita sudah bekerja keras di dunia, tanpa kita sadari tahu-tahu kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan akhir yang buruk atau su ul khotimah. Na uzubillah min zalik.
Surga di dapat oleh orang – orang yang mendapatkan petunjuk jalan yang lurus. Oleh karenanya, orang – orang yang mendapat petunjuk sudah dipastikan dalam genggaman kebahagiaan disisi Allah, surga jannatunna’im.
Allah berkata dalam ayat ini, “Ayo kejarlah surgaKU dan ketahuilah cara satu-satunya mendapatkan surgaku adalah mengikuti petunjukku. Petunjuk tidak akan berguna bagi orang yang bodoh, tapi engkau tidak bodoh. Mintalah surga, mintalah petunjuk jalan yang lurus. Karena jika engkau dapat petunjuk, tak ada seorang pun yang mampu menyesatkan engkau. Dan engkau akan beroleh surgaKU.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE ENAM ADALAH : MEMPUNYAI CITA-CITA TINGGI DAN BERUSAHA MENGGAPAINYA
Banyak filosof ulung yang berkata bahwa hidup dan kehidupan ini menjadi dinamis dan menemukan bentuknya yang sekarang adalah karena orang mempunyai cita-cita yang tinggi.
Karena cita-cita yang tinggi ingin terbanglah Wrigth bersaudara menciptakan pesawat. Karena cita-cita ingin menerangi rumahnya maka Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu. Hidup akan bermakna bagi orang-orang yang mempunyai cita-cita. Dan hidup pantas dijalani hanya bagi orang-orang yang cita-citanya digantungkan setinggi langit. Buat apa diam berpangku tangan tanpa cita-cita, hidup ini hanya sekali dan harus bermanfaat. Kita harus meninggalkan jejak bagi generasi dibelakang kita, sehingga mereka bisa bangga dengan keberadaan kita.
Orang yang tidak mempunyai cita-cita adalah orang yang mati, orang yang menyandarkan hidupnya pada takdir. Dia akan dibawa kemana hidup ini membawanya bukannya dia yang menjadi penentu mau dibawa kemana hidupnya.
Bagi seorang muslim, cita-cita yang tinggi diperlukan. Cita-cita yang paling tinggi adalah mendapatkan kenikmatan surga jannatunnaim. Sedangkan jalannya berbagai cara bisa dilakukan. Dari jadi presiden sampai jadi pengamen kata Rhoma Irama.
“Hai manusia dan jin, jika engkau sanggup menembus langit, maka tembuslah, sesungguhnya menembus langit itu membutuhkan kekuatan yang besar.”
Mempunyai cita-cita yang tinggi akan mendorong orang untuk berbuat sesuai dengan apa yang dicita-citakan, mungkin saja dia mendapatkan kegagalan, tapi kegagalan itu dijadikan awal kesuksesannya. Bisa saja suatu saat ia merasa jenuh, tapi begitu dia mengingat cita-citanya yang tinggi dan membayangkan apa yang bisa dicapainya dengan cita-citanya itu, dia bangkit lagi dengan semangat baru, usaha baru dan cara pandang yang baru.
Tentunya cita-cita yang tinggi memerlukan dukungan dari beberapa disiplin kehidupan, dia memerlukan dukungan ilmu, amal sholih, skill, komunikasi yang baik dan kedisiplinan diri untuk konsisten menyandang cita-citanya.
Cita-cita yang tinggi disertai upaya untuk mencapainya adalah langkah awal untuk beroleh kesuksesan itu sendiri.
7. Shiratallazina an’amta alaihim
Jalan orang-orang yang diberi nikmat
Sebagai orang mukmin, kita tidak saja minta diberi jalan yang lurus, tapi kita lebih spesifik lagi, lebih detail. Kita juga minta selain petunjuk jalan yang lurus juga jalan yang diberi nikmat. Bukan sekedar lurus saja. Tapi diberi nikmat.
Di dalam Al Qur’an penuh dengan cerita atau kisah para nabi dan penentangnya. Para nabi merupakan contah orang – orang yang diberi nikmat, disamping petunjuk jalan yang lurus. Dalam ayat ini Allah mengingatkan kisah-kisah itu. Kalau engkau memperoleh ‘berkah’KU, engkau akan seperti nabi-nabiKU, orang-orang sholihKU, orang-orang yang diberi nikmat.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE TUJUH ADALAH MENGETAHUI BATASAN SUKSES
Apa sih arti kesuksesan itu menurut Islam? Apakah kalau kita banyak uang, banyak mobil, banyak rumah kita sudah dikatakan sukses? Mana yang lebih enak, banyak harta tapi jiwa kita sakit atau miskin tapi jiwa kita sehat?
Dalam Islam, kesuksesan adalah apabila kita sebagai manusia dapat hidup tenteram dengan beramal baik sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw, menggantungkan diri kepada Allah, bisa menolong orang lain dengan harta dan jiwa kita dan mendapatkan khusnul khotimah – akhir yang baik – sehingga Allah Ridho kepada kita dan kita dimasukkan kedalam surga. Itulah difinisi kesuksesan menurut Islam.
Islam tidak melarang orang berharta banyak, bahkan dianjurkan sebab ada ibadah yang namanya sedekah dan membayar zakat yang memerlukan harta sebagai sarananya.
Islam juga tidak melarang mempunyai istri lebih dari satu, asalkan dia sanggup berlaku adil antara istri yang satu dan istri yang lainnya.
Islam tidak melarang mempunyai kedudukan yang baik, bahkan di anjurkan karena menjadi Khalifah yang adil ganjarannya tidak lain kecuali surga.
Dalam kehidupan ini ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan :
1. Ridha Allah : bagaimanapun kita hidup, apapun usaha kita, kita harus mempertanyakan kepada diri kita, “Apakah Allah Ridha dengan apa yang kita lakukan?” kalau Allah tidak Ridha dengan apa yang kita lakukan, buat apa kita hidup? Buat apa kita banyak harta tapi harta itu hasil mencuri? Buat apa banyak harta tapi harta itu hasil berjudi? Menang undian? Bukan hasil kerja keras kita? Buat apa?
2. Manfaat untuk diri sendiri dan orang lain : kita juga harus bertanya kepada diri kita, apakah hal yang kita lakukan itu ada manfaatnya? Minimal untuk diri sendiri. Sebab kalau tidak ada manfaatnya, lebih baik tidak usah dikerjakan.
"Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa-apa yang diperlukan untuk hari esoknya.”
Bukankah dalam ayat ini mengandung pengertian Perencanaan? Hidup harus terencana, tercita-cita. Ingin hidup seperti apa yang akan kita jalani? Itu terserah kita. Mau masuk surga itu terserah kita. Mau masuk neraka, itu juga terserah kita. Pilihannya ada ditangan kita, dan waktu untuk memilihnya adalah saat ini, saat kita hidup di dunia yang fana ini. Jadi silahkan memilih. Karena hidup adalah pilihan.
Ghairilmagdubi ‘Alaihim Waladdhoollin
Bukannya jalan orang-orang yang di murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.
Maghdubi, Dimurkai Allah. Kenapa mereka di murkai Allah? Karena mereka mengetahui kebenaran tapi mereka sengaja berpaling dari melakukan kebenaran itu. Allah murka. Seperti orang – orang Yahudi. Mereka dikatakan seperti keledai membawa buku-buku, mereka berilmu, tapi ilmunya tidak membuat dirinya lebih dekat kepada Allah. Allah murka.
Wa La Dholin, dan bukanya orang yang sesat. Orang yang berilmu tentu mengetahui kalau dirinya mengetahui, beda dengan orang yang tidak mengetahui, mereka mencari-cari sesuatu tanpa mengetahui sesuatu itu apa. Mereka bisa dipastikan akan mendapatkan kesesatan. Dalam Islam, orang harus beribadah dengan Ilmu. Dengan pengetahuan orang menjadi tahu dan mengerti apa yang dilakukannya. Tidak asal sembarangan.
Orang – orang nasrani, mereka mengikuti apa yang dikatakan nenek moyang mereka, tanpa menyelidiki kebenarannya, mereka sesat. Kita berlindung dari pada hal yang demikian itu – menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. Na uzu billah minzaalik.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE DELAPAN ADALAH MENGETAHUI UNSUR PENGHAMBAT KESUKSESAN YAITU DIMURKAI DAN SESAT.
Orang-orang yang menginginkan kesuksesan harus mengetahui apa saja yang mnghambat dirinya untuk menjadi sukses. Dia harus tahu hal itu untuk menghindarinya. Diantara penghambat kesuksesan itu adalah mempunyai ilmu tapi ilmu itu tidak dipergunakannya. Mereka inilah yang dimurkai Allah.
Mengapa orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mau mempergunakannya? Karena sombong. Angkuh dan bangga terhadap pendapatnya sendiri. Orang yang sombong sama saja menuhankan dirinya sendiri. Mereka seperti fir’aun pada zaman nabi Musa As.
Ilmu tiada berguna tanpa amal, ilmu pengetahuan apapun itu tidak ada gunanya jika tidak dipraktekan untuk kemaslahatan umat manusia. Contohnya, dia sudah belajar mengobati dengan baik , tapi ilmu pengobatannya itu tidak dipakainya, justru dia berpegang kepada perdukunan yang belum tentu ada ilmunya, kita bisa melihat sendiri mengapa Allah murka. Buat apa menuntut ilmu tapi tidak dipergunakan sebagai ladang amal?
Di dunia ini ada 4 (empat) jenis manusia :
1. Orang yang tahu kalau dirinya tahu, dialah orang yang berilmu, ikutilah dia dan ambil ilmunya untuk kita amalkan.
2. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tahu, dialah orang yang lupa, tugas kita adalah mengingatkan bahwa dirinya bisa lebih bermanfaat jika dia menggunakan ilmunya untuk masyarakat.
3. Orang yang tahu kalau dirinya tidak tahu, ini adalah orang yang mau belajar, bantulah dia untuk mencari ilmu sehingga dirinya bisa berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat tempat dia tinggal.
4. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu, ini adalah orang bodoh, jangan mengikutinya kalau anda tidak ingin sesat. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu hanya mengadalkan pemikiran akalnya yang terbatas, pasti dia akan menciptakan khayalan dan illusi supaya orang lain menganggap dirinya benar.
Yang terpenting dalam Islam adalah beribadah dengan ilmu, sebab apabila orang beribadah tanpa ilmu dia akan tertolak ibadahnya. Bagaimana mungkin orang melakukan sholat, tanpa tahu bacaan sholat yang benar? Bagaimana mungkin orang melakukan sholat tanpa tahu apa manfaat sholat untuknya? Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya.
“Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi seorang muslim. Tuntutlah ilmu dari mulai buaian sampai ke liang lahat.”
Hambatan lainnya yang menghalangi kesuksessan adalah malas, jumud – berdiam diri – dan merasa paling benar sendiri. Ke tiga hal ini adalah penghambat yang nyata untuk diri anda meraih kesuksesan. Kalau orang sudah malas, apapun dianggap siksaan buat dirinya. Mau melakukan ini, malas. Mau melakukan itu pun malas. Susah jadi orang malas. Apalagi jumud – berdiam diri – ada hal yang perlu dilakukan, tapi tidak dilakukan karena dirinya memilih diam tidak melkukan apa-apa. Dan yang paling menakutkan adalah merasa diri paling benar. Kalau orang sudah merasa diri paling benar, ilmu apapun, nasihat apapun tidak akan masuk ke dalam jiwanya. Betapa pun kerasnya kita memberi tahu akan suatu hal, dia tetap dengan pendiriannya bahwa dia mengetahui segalanya dan dia benar. Na uzu billahi minzalik.
Majulah orang-orang sukses, dan ketahui hambatan-hambatan untuk meraih sukses. Hambatan paling banyak adalah dari diri sendiri. Insya Allah akan dijelaskan lagi secara terperinci apa-apa saja yang menghambat kesuksesan.
Amin
Kabulkanlah doa kami
Setelah engkau memuji, kemudian dilanjutkan dengan memuji menggunakan namanya, engkau menyatakan bahwa tiada ada Tuhan yang dimintai pertolongan dan disembah selain kepada NYA, engkau lanjutkan dengan permintaan untuk diberi petunjuk jalan orang yang lurus dan diberi nikmat seperti nabi-nabi Allah yang diceritakan al Qur’an al karim. Engkau berharap doa mu itu dikabulkan Allah dengan pengharapan yang pernuh keyakinan, permintaan yang penuh kesungguhan dan penantian yang sangat-sangat merindukan. Engkau hanya bisa pasrah dan berharap kebaikan dari Allah yang mengabulkan doa. Jangan berprasangka macam-macam pada Allah, kalau doa kita belum terkabul. Pasti ada hikmahnya.
FILOSOFINYA ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE SEMBILAN ADALAH BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH & SELURUH MAKHLUK
Berprasangka baik bukan berarti melepaskan tanggung jawab ikhtiar – usaha – kepada ketentuan Allah. Sebaliknya berprasangka baik adalah terus berusaha hingga terlihat hasil baiknya.
Sabar dan tawakal, bukan berarti diam tak berusaha, sabar adalah berusaha sekuat tenaga dan sekuat kemampuan, kemudian berpasrah tentang hasilnya kepada Allah. Itulah pengertian sabar dan tawakal yang diinginkan di dalam Islam.
“Sesungguhnya Aku mengikuti prasangka hambaKU.”
Kalau usaha sudah kita lakukan, doa sudah kita panjatkan, tugas kita berikutnya adalah berprasangka baik kepada Allah. Mungkin saja kita belum berhasil sebab kalau kita dibiarkan Allah berhasil nanti kita akan menjadi sombong. Kebanyakan manusia tidak kuat jika diuji dengan keberhasilan. Banyak orang yang dulunya sholat dengan tekun tapi begitu diberi keberhasilan sedikit saja, sholatnya ditinggalkan karena sibuk dengan urusannya. Padahal urusannya baru akan berakhir kalau dirinya sudah masuk kedalam liang kubur. Na Uzu Billahi Minzalik.
Jadi saudaraku, marilah kita berangkat menuju kesuksesan, mari kita raih kesuksesan itu dan kesuksesan itu baru dikatakan sebuah kesuksesan jika ia mencakup dunia dan akhirat sekaligus. Islam telah mengajarkan kepada kita tata cara meraih kesuksesan dengan sembilan kuncinya ini. Ayo saudaraku, mari, kita tinggal melakukannya. Kita tidak harus menciptakan lagi apa itu jalan menuju sukses, karena Allah telah memberitrahukan jalan menuju kesuksesan itu kepada kita. Kita wajib membacanya di dalam sholat. Pilihannya terserah kita, apakah kita akan meraih kesuksesan itu – yang telah Allah beritahukan kepada kita jalannya ? atau kita memilih terpuruk di dunia ini – yang berkonsekuensi terpuruk juga di akhirat nanti. Pilihannya ada pada diri kita masing-masing. Jadi mari kita memilih untuk menjadi sukses. Ayo....!!!
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk diri sendiri dan umat pada umumnya.
Wassalamu alaikum wr. Wb
Apabila bicara sukses dunia pasti orang berfikir banyak harta, pekerjaan bagus, jodoh yang bagus dan hal-hal penuh kebagusan lainnya dalam hidup kita. Sebagai umat Islam yang setiap lima waktu melakukan sholat, dan dalam sholat itu 17 rakaat dilakukan, semuanya membaca surat Al Fatihah. pertanyaannya sekarang adalah, kenapa kita disuruh membaca surat Al Fatihah setiap rakaat kita sholat?
Percayalah, ini adalah satu-satunya jawabannya. mulai saat ini, ubahlah posisi duduk anda, katakan pada diri anda bahwa anda akan melanjutkan membaca artikel ini sampai habis. katakanlah pada diri anda sendiri bahwa ANDA INGIN BERUBAH DAN ANDA MAU BERUBAH !!!
1. Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Pada ayat pertama ini, Allah memperkenalkan diriNYA, memberitahukan kepada seluruh alam semesta nama resmi dan sifat yang dimilikinya. Kalau pada kitab-kitab sebelum Al Quran terdapat nama YHWH, Elohim, Huwa dan Bapa’, maka dalam kitab yang terakhir ini – Al Qur’an – Allah menegaskan lagi bahwa namanya yang dengannya Tuhan pemilik alam semesta ini ingin di kenal adalah Allah.
Kalau dalam pengetahuan yang primitif orang mengenal Tuhan sebagai sosok yang menyeramkan, berbadan besar dengan mata yang melotot keluar dan taring yang panjang lagi tajam yang harus diberi sajen supaya tidak marah, maka pada ayat pertama ini, Allah memperkenalkan dirinya dengan sifatNYA yang sama sekali jauh dari apa yang mereka kira selama kehidupan primitif itu yaitu Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Hal ini merupakan pernyataan resmi Tuhan semesta alam untuk membantah semua faham dan pengertian tentang Tuhan Pemilik Jagad raya. Jadi dengan ayat ini seolah Allah mengatakan kepada seluruh alam semesta bahwa “ini loh Aku, namaku Allah dan aku Maha Pengasih dan Maha penyayang”.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG PERTAMA ADALAH MENGENAL ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG
Mengenal Allah adalah salah satu kunci sukses, sebab dengan mengenal Allah manusia menjadi tahu dan – mudah-mudahan – akan selalu ingat bahwa walaupun bagaimana dirinya sebagai manusia berusaha, tetapi hasil akhir ada ditangan Allah. Dengan demikian manusia menjadi tidak sombong apabila berhasil karena keberhasilannya adalah hasil campuran antara ikhtiar – usaha –nya dan bantuan dari langit berupa ketentuan. Pun apabila dia gagal, dia tidak perlu menyalahkan dirinya sendiri, karena sadar bahwa kegagalannya bukan karena usahanya kurang bagus, tetapi ada penentu segala penentuan, yaitu Allah.
Mengenal Allah akan membuat manusia berakhlak mulia, karena sadar bahwa Allah maha melihat dan maha mengawasi. Dengan mengenal Allah, manusia akan ingat bahwa dirinya harus terus menerus berbuat kebaikan dan menjadi manfaat buat manusia lain yang nota bene adalah sama-sama hamba Tuhan.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”
Mengenal Allah lebih jauh menjadikan manusia hanya berharap kepadaNya, bukan kepada yang lain. Menggantungkan hidupnya pada Allah, memasrahkan hidup dan seluruh sendi kehidupannya pada peraturan dan agama Allah.
Nabi Muhammad saw selaku rasul pilihan diutus ke dunia ini adalah dengan misi, memperkenalkan Allah yang maha pengasih, maha penyayang kepada seluruh manusia. Ia mengajarkan untuk membaguskan Akhlak, baik akhlak kepada manusia lainnya, akhlak kepada lingkungan dan yang terpenting adalah akhlak kepada Allah. Dengan pengenalan yang baik kepada Allah, manusia telah berusaha mengikuti tauladan rasulullah saw berakhlak mulia kepada Allah.
Mengenal siapa Allah bagi manusia berarti bahwa manusia itu telah menapaki salah satu jalan menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat. Itulah yang oleh kalangan sufi dinamakan ‘makrifatullah.’
2. Alhamdulillahirobbil ‘Alamin
Segala Puji Bagi Allah Tuhan semesta alam
Segala Puji hanya untuk Allah, segala bentuk pujian baik pujian atas nikmat dan karunianya berupa kesehatan maupun pujian karena nikmat dan karunianya berupa kehidupan. Pokoknya segala bentuk pujian, baik puji kecil maupun puji besar.
Pada ayat yang ke dua ini Allah menyuruh kita – sebagai makhluk yang berakal – untuk memuji Dia. Kenapa kita harus memuji Dia ? Karena kalau kita lihat lebih dalam dengan perenungan yang bersih kita akan menemukan bahwasanya alam semesta ini, yang berjalan teratur dari hari ke hari, bulan ke tahun bahkan detik ke menit, berjalan dengan sistemnya yang secara scient – ilmu pengetahuan – dapat diterangkan dengan baik tanpa keragu-raguan.
Pertanyaan yang baik dilontarkan pada waktu merenung itu adalah, siapa yang telah menciptakan ini semua ? siapa yang menjalankan sistem ini, yang begitu konsisten dan teratur tanpa ada satupun kesalahan di dalamnya? Dia lah Allah.
Kita harus memujiNYAkarena Dialah yang telah menciptakan diri kita dan alam lingkungan kita. Segala sesuatu selain dia adalah ciptaannya, segala sesuatu selain Dia adalah makhluk, yang diciptakan.
Manusia, Jin, Malaikat, Hewan , Tumbuhan, matahari, bulan, bintang dan planet-planet di tata surya, semuanya adalah makhluk ciptaan Allah. Sampai saat ini belum ada satu orang pun yang mengklaim bahwa seluruh jagad raya ini adalah ciptaannya. Hanya Allah saja yang berani mengatakan bahwasanya Allah yang telah menciptakan Alam semesta ini.
Kalau kita mau merenungkannya, sebenarnya alam semesta yang kita lihat dan rasakan setiap hari ini, tidak berguna buat kita jika kita tidak dihidupkan, diciptakan dengan dilengkapi indera-indera untuk melihat, mendengar, merasa dan lainnya. Coba kita bayangkan, apa jadinya bunga-bunga yang beraneka warna nan indah tanpa mata kita untuk melihat? Apa jadinya suara angin berdesir menerpa dedaunan ditingkahi suara burung-burung berkicau tanpa telinga kita untuk mendengar? Apa jadinya beraneka buah-buahan dan daging hewan yang lezat tanpa lidah kita untuk merasa?
Subhanallah, Maha suci Allah yang telah menciptakan manusia dengan sempurna,
“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Coba kita renungkan kejadian diri kita. Salah satu contoh adalah pada saaat kita bayi. Waktu bayi kita tidak punya apa-apa, masih lemah. Allah menjadikan kasih sayang pada seorang ibu dan ayah yang bersedia bersusah payah merawat kita. Bayangkan derita yang ditanggung oleh ibu kita saat mengandung kita. Sembilan bulan sepuluh hari, beliau mengandung kita, membawa-bawa kita dalam setiap aktifitasnya. Bayangkan derita dan beban yang dipikulnya. Tapi beliau rela melakukan itu karena sifat kasih sayang yang ditanamkan Allah ke dalam sanubari ibu kita. Maha suci Allah yang telah menciptakan kasih sayang dengan rahmatnya.
Setelah dewasa, kita mulai mengerti. Indera penglihatan dan pendengaran kita menjadi baik. Kita mengenal warna-warni dan kita mendengar banyak sekali suara. Kemudian kita perhatikan cara kerja mata, telinga, kulit, lidah dan otak. Suatu keajaiban, bukan? Sampai saat ini, belum ada manusia yang mampu menciptakan robot yang mempunyai rasa dan perasaan seperti layaknya manusia. Tapi kita? Kita diciptakan dengan sempurna dan itu semua gratis dari Allah sebagai bentuk kasih sayangNya kepada kita.
Pada ayat yang ke dua ini seolah-olah Allah berkata, “Hai manusia, pujilah aku, karena aku telah menciptakan kamu dan lingkungan tempat kamu tinggal.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE DUA ADALAH MENGENAL DIRI DAN LINGKUNGAN
Mengenal diri berarti memahami diri sendiri. Apa kebaikan kita, bakat yang kita punya, apa yang bisa kita lakukan dengan tubuh dan otak kita. Mengenal diri juga berarti memahami keterbatasan kita, kekurangan kita yang harus kita perbaiki dari hari ke hari. Mengenal diri berarti memahami sejauh mana kredibilitas kita mesti kita bangun untuk menghadapi tantangan kehidupan di depan kita.
Mengenal diri dan lingkungan berarti juga menjaga komunikasi, akhlak dan perilaku kita dimata masyarakat tempat kita hidup. Dalam pengenalan diri ini tercakup beberapa hal yang sangat dibutuhkan kita sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Diantaranya adalah kredibilitas, kepercayaan – trust, dan skill – kemampuan – untuk melakukan sesuatu.
Salah satu konsekwensi dari memeluk agama Islam adalah, pertama harus mengakui bahwa Allah swt adalah Tuhan kita yang patut kita sembah, kalau Allah adalah Tuhan kita, maka dengan sendirinya Al Qur’an adalah kitab yang harus kita kuasai.
Yang ke dua sebagai umat Islam kita harus menjadikan Rasulullah, Muhammad saw, sebagai teladan kehidupan kita. Kalau kita baca Al Qur’an, maka kita akan tahu bahwa sejak usia dini Allah telah memberitahukan kepada kita sifat-sifat manusia yang rata-rata manusia memilikinya yaitu sifat menentang, keras kepala dan kufur nikmat. Itu adalah pemberitahuan Allah, bahwa yang namanya manusia itu bukan baru sekarang saja keras kepala, menentang dan kufur nikmat. Tapi sejak zaman Adam sampai nanti kiamat tiba, yang namanya manusia ya, begitu itu. Makanya, kita diharuskan meniru perilaku Rasulullah saw, perilaku yang luhur. Bahkan menurut salah satu istrinya – Aisyah – perilaku Rasulullah adalah sesuai dengan Al Qur’an.
Dan apabila kita mengkaji kehidupan Rasulullah, maka kita akan mendapati bahwa manusia yang paling mengenal dirinya sendiri adalah Rasulullah dan para sahabatnya. Bayangkan prestasi yang mereka capai. Tidak sampai tiga ratus tahun sejak di kumandangkannya azan pertama di kota suci makkah, kekuasaan umat Islam sudah terbentang luas ke barat dan ke timur. Itulah efek dari mengenal diri dan lingkungan, mengenal Allah dan menuruti hukum-hukumnya.
Manusia yang mengenal dirinya tidak akan mudah terombang ambing oleh kejamnya zaman. Dia tidak akan mudah terbawa arus dalam pergaulan. Dan yang terpenting, orang yang mengenal dirinya adalah orang yang tahu batasan-batasan kesanggupan dirinya dan tahu apa-apa saja yang mampu dilakukannya.
“Kenalilah dirimu, niscaya engkau akan mengenal Tuhanmu”
Manusia yang mengenal dirinya adalah manusia yang mau belajar, mau menerima masukan dan mau bersikap toleran. Bukankah kita hidup dibawah langit yang sama, kita berjalan dibawah awan yang sama, jadi buat apa memperbesar perbedaan seolah itu adalah sesuatu yang harus dipertentangkan. Selama nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi, maka selama itu pula kita akan hidup tenteram dan damai sebagai bentuk dari kecintaan terhadap kemanusiaan.
“Sesungguhnya kamu diciptakan bersuku-suku berbangsa-bangsa supaya saling mengenal.”
Supaya saling memahami, saling berbagi, saling belajar, saling berusaha menolong dan yang terpenting adalah saling bermanfaat untuk sesama. Bukankah perbedaan itu indah? Bukankah bunga akan semakin indah jika dia beraneka ragam dan berwarna-warni? Bukankah dalam pengertian yang lebih luas terdapat upaya Allah untuk membaurkan suku-suku dan bangsa-bangsa tadi dalam medan bisnis, supaya ada ‘link’, ‘channel’, supaya ada koneksi?
Manusia yang mengenal dirinya dan lingkungannya adalah manusia yang sudah melangkah mendekaati kesuksesan Dunia dan Akhirat.
3. Arrahmaanirrahiim
Maha Pengasih Maha Penyayang
Pada ayat yang ke tiga ini Allah mengulang kembali pernyataan tentang sifat dan namaNya, Maha pengasih dan Maha penyayang. Mengapa dalam tujuh ayat surat Al Fatihah ini Allah lebih mementingkan untuk mengulang kalimat Arrahmaanirrahiim yang sudah dinyatakan di ayat pertama – bismillahirrahmanirrahim ?
Allah ingin menegaskan kepada kita semua sifat kasih sayangNya kepada manusia. Ar Rahman adalah salah satu namaNYA juga yang berarti Maha Pengasih. Tak ada yang lebih kasih dari pada yang Maha Pengasih. Ar Rahim juga sebuah namaNYA yang berarti Maha Penyayang. Dari nama inilah – Ar Rahim – diambil kata silaturrahmi, yang berarti saling berbalas berkasih sayang.
Ada sebagian ulama dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa sifat Allah Ar Rahman – Maha pengasih – ditujukan untuk semua makhluknya di alam semesta ini sedangkan Ar Rahim – Maha Penyayang – hanya di khususkan bagi orang Mukmin di Akhirat nanti. Wallahu a’lam.
Terlepas dari penafsiran itu, tentu kita akan bertanya, Apa buktinya kalau Allah Maha pengasih dan Maha penyayang bagi kita ? Sebagai Pencipta manusia, Allah tidak lantas membiarkan manusia menjalani kehidupan dunia ini tanpa ada bimbingan.
Allah yang memberikan kehidupan ini kepada seluruh makhluk juga memberikan bimbingan – berupa petunjuk – untuk seluruh makhlukNya itu menjalani hidup dan kehidupan ini. Itulah Al Qur’an al karim. Itulah teori untuk menjalani kehidupan supaya seluruh makhluknya sukses mengemban misinya masing-masing di dunia yang penuh liku-liku ini. Seperti anda jika memberli barang elektronik, hanphone misalnya. Tentu anda tidak mau jika anda hanya menerima perangkat kerasnya saja tanpa disertai manual book – buku petunjuk pemakaiannya. Begitu juga dengan manusia, diberikannya Al Qur’an sebagai ‘manual book’ bagi manusia untuk menjalani hidup di dunia ini. Itulah bukti bahwa Allah Maha Pengasih terhadap seluruh makhlukNya.
Tapi Allah tidak hanya Maha Pengasih saja, Dia juga Maha Penyayang sehingga bukan hanya Teori untuk menjalani kehidupan dunia ini saja yang diberikan , tapi juga diberikan bukti secara praktek. Kalau ada orang memberikan teori tentang sesuatu hal kepada orang lain, itu sudah biasa, tapi kalau orang itu memberikan teori disertakan dengan prakteknya, itu baru luar biasa. Itulah yang dilakukan oleh Allah Swt.
Saking sayangnya Allah dengan makhluk yang namanya manusia, diturunkanlah seorang rasul yang menjalani – mempraktekan - semua hal yang tercantum di dalam Al Quran – yang merupakan teori untuk menjalani kehidupan ini – secara murni dan konsekuen.
Dalam ayat ke tiga ini Allah seolah-olah berkata, “inilah bukti bahwa Aku sayang kepada kalian. Aku ciptakan aturan berupa petun juk untuk menjalani kehidupan di dunia ini, aku tidak memberikan teori saja, tapi juga aku berikan contoh hidup. Dia lah rasulku, dalam tempo 23 tahun, dia sudah bisa membangun kerajaan Islam yang terpatri di hati sahabat-sahabatnya yang luasnya dibarat dan ditimur. Jadi Apabila kalian mengikuti petunjuk secara teori dan mengikuti juga petunjuk secara praktek, pasti kamu akan sukses dunia akhirat seperti Rasul kesayanganKU Muhammad saw.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE TIGA ADALAH MENGETAHUI SARANA DAN PRASARANA UNTUK SUKSES YAITU AL QURAN DAN HADIST
Dalam Alqur’an terdapat pokok-pokok petunjuk untuk sukses. Sedang penjabarannya adalah dalam praktek yang dilakukan Rasulullah saw yang diejawantahkan ke dalam hadist.
Bukankah dalam Islam diajarkan bahwa menuntut ilmu itu ibadah? Bukankah dalam Islam juga diajarkan bahwa senyum itu ibadah? Itulah petunjuk jalan menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat.
“Aku tinggalkan dua hal, apabila engkau berpegang kepada keduanya maka engkau akan selamat dunia dan akhirat. Yaitu al Qur’an dan Hadist.”
Tidak ada satu hal pun yang menyangkut kehidupan manusia serta sendi-sendinya yang tidak diterangkan di dalam Al Qur’an dan Hadist. Mulai dari peraturan dan tata cara sholat sampai peraturan dan tata cara buang air, semuanya tersaji lengkap untuk di ikuti, di praktekan sebagai langkah menuju kesuksesan Dunia dan Akhirat.
4. Maalikiyaumiddin
Rajanya hari pembalasan
Pada ayat ke empat ini, Kita seperti di sadarkan. Betapapun lama hidup ini berlangsung, betapapun uniknya kehidupan ini, pasti bermuara pada satu tujuan. Akhirat. Pasti berakhir dengan suatu ketetapan yaitu kematian. Allah menegaskan kepada manusia, Dialah Raja di raja pada hari pembalasan. Berbuat baiklah semaumu, hai manusia, karena engkau pasti akan di balas. Ada hari yang ditunggu-tunggu, hari pembalasan. Allah lah Raja pada hari itu.
Pada ayat ini Allah seperti mengingatkan kita, “Hai manusia, Engkau aku ciptakan dari sulbi perempuan dan mani laki-laki dengan tujuan beribadah kepadaku. Ingatlah Tujuan hidupmu yang utama adalah akhirat. Berapapun lamanya kamu hidup, kamu akan mati juga, dan kalau kamu mati, maka engkau akan dikembalikan kepadaku untuk aku balas segala perbuatanmu di dunia. Jadi beramallah dengan amal yang baik seupaya engkau mendapatkan balasan yang baik pula.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE EMPAT ADALAH MENGETAHUI TUJUAN PENCIPTAAN
Mengetahui tujuan penciptaan adalah langkah menuju sukses Dunia dan Akhirat. Orang yang mengetahui tujuan penciptaan, maka dia akan berfikir seribu kali jika ingin melakukan perbuatan tercela. Seperti tukang kayu yang sedang membangun rumah, kalau dia mengetahui tujuannya membangun rumah tentu akan dikerjakannya dengan sepenuh hati dan sepenuh kemampuan yang dia punya.
“Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU.”
Manusia yang mengetahui tujuan penciptaannya pasti menjalani hidup yang seimbang antara keperluan Dunia dengan keperluan Akhirat, karena bagaimanapun dia berbuat dia mengetahui suatu saat dia akan mati, meninggalkan dunia yang fana ini menuju dunia yang kekal, akhirat.
Allah sebagai khalik menciptakan manusia dengan tujuan menjadi Khalifah di dunia ini. Khalifah adalah wakil Allah, jadi manusia adalah wakil Allah di Bumi ini, kalau di dalam suatu bangsa, maka Khalifahnya adalah Raja, Ratu atau presiden. Di dalam suatu masyarakat propinsi, khalifahnya adalah gubernur, sedang dalam rumah tangga, khalifahnya adalah ayah atau bapak sebagai kepala rumah tangga. Tiap-tiap diri sendiri, adalah Khalifah bagi dirinya sendiri.
“Tiap kamu adalah pemimpin. Dan tiap pemimpin pasti akan di tanya mengenai apa yang dipimpinnya.”
Orang yang mengetahui tujuan penciptaan, pasti tidak akan menyia-nyiakan dirinya dengan menganggur tiada upaya. Karena pengangguran adalah bukti kejumudan – ke apatisan – dan kehidupan ditandai dengan pergerakan. Bergerak berarti hidup sedang diam berarti mati. Kesedihan yang mendalam adalah bagi orang-orang yang mati dalam hidupnya, mati hatinya dari mengenal Allah, mati hatinya dari mengenal diri sendiri, dan mati hatinya dari mengetahui tujuan dia hidup.
Orang yang tidak mengerti tujuan penciptaannya maka dirinya pasti berasa hampa, kosong. Mengerjakan sesuatu tapi hatinya tetap berasa ada yang kurang, berasa sendiri. Kenapa demikian? Sebab dalam hati kita ada yang disebut ruh ilahiah, ialah ruh yang ditiupkan Allah yang selalu menanyakan beberapa pertanyaan dasar seperti apa tujuan hidup kita? Kenapa kita diciptakan? Siapa yang telah menciptakan kita? Pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Dan jawaban yang pasti adalah makanan spiritual untuk menentramkan hati kita. Dialah tunduk dan pasrah terhadap agama Allah, satu-satunya agama yang benar.
Manusia-manusia yang mengetahui tujuan penciptaan pasti menghargai waktu, karena dia tahu waktunya hidup di dunia ini sangat terbatas. Kematian bisa datang tanpa diundang. Dia sadar betul bahwa semua waktunya harus digunakan untuk kemanfaatan baik untuk diri sendiri, untuk keluarga dan untuk orang lain. Manusia yang tahu tujuan penciptaan akan bergerak seolah-olah waktu memburunya karena dia sadar, waktunya sangat terbatas sedang amal ibadahnya masih sangat sedikit.
Jadi, mengetahui tujuan penciptaan adalah salah satu langkah menuju kesuksesan itu sendiri.
5. Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in
Hanya kepada Engakaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan
Pada ayat ke lima ini, Allah memberi tahukan kepada manusia bahwa konsep penyembahan yang di terima di sisiNya adalah konsep Laa ilaha Ilallah Muhammadarrasulullah. Aku menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah, hanya utusan, bukan Tuhan yang layak disembah. Hanya manusia biasa yang menjadi utusanNYA. Dia sama seperti rasul-rasul yang lain, hanya saja dia – Muhammad saw – mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki Rasul dan Nabi yang lain. Itulah konsep ibadah yang benar bukan yang lain.
Ibadah adalah segala sesuatu kegiatan yang baik menurut moral dan baik menurut al quran dan dicontohkan oleh Rasulullah yang diniatkan hanya untuk Allah. Ibadah menuntut keikhlasan dari si pelaksananya.
Ibadah dibagi dua, Ritual dan sosial, ada ibadah yang ritual, tapi bila dikaji secara specifik, maka ia juga – ibadah ritual itu – seringkali berupa ibadah yang bersifat sosial. Contohnya sholat, sangat ritual dan individual, tapi kalo dilakukan secara berjamaah di suatu masjid atau mosholla dia akan menjadi ibadah sosial juga.
Ibadah ritual hanya sedikit, sholat, puasa, zikir, Haji, menjaga wudhu. Tapi ibadah sosial bisa banyak sekali jenisnya. Senyum adalah ibadah, menggauli anak dan istri dengan baik, juga ibadah. Menyingkirkan duri dari jalanan orang muslim juga ibadah, memberi kebaikan kepada orang lain berupa makanan atau minuman juga ibadah, bahkan memberi minum kepada anjing yang kehausan juga merupakan ibadah.
Sedangkan konsep tolong menolong adalah konsep barokah. Segala sesuatu kalau tidak ada barokah-nya maka akan terbuang sia-sia. Jika anda mempunyai uang seribu dan dalam waktu dekat menghasilkan lima ribu lalu uang itu terpakai untuk sesuatu yang berguna, itu berarti penghasilan anda ada barokahnya karena digunakan sesuai kebutuhan, tapi kalau uang anda terbuang sia-sia hanya untuk sesuatu yang sebenarnya anda tidak perlu, apalagi kalau anda menyesal karenanya. Itu bisa dikatakan tidak ada barokah – berkah - dari Allah swt.
Allah telah berjanji kepada manusia, “Allah akan menolong seseorang selama orang itu menolong Agama Allah.” Janji Allah tak pernah ingkar hanya saja masalah waktunya tidak bisa dipastikan, karena berkah termasuk sesuatu yang gaib dan segala sesuatu yang gaib tidak bekerja menurut prinsip-prinsip yang realistis, faktual, nyata dan dapat diperhitungkan.
Sebenarnya hal itu mempermudah tugas kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah berbuat baik setiap saat. Pasti Allah akan membalas perbuatan baik kita karena itu adalah janjiNYA.
Dalam ayat ini Allah seolah-olah berkata, “Aku menciptakan kamu dengan tugas beribadah dan saling tolong menolong antara sesamamu. Maka beribadahlah kamu dengan cara saling tolong menolong supaya kamu menjadi sesuatu yang besar, supaya kamu beruntung.”
Kalau dipikirkan secara jernih tanpa prasangka, sebenarnya indah sekali konsep tolong menolong yang di perintahkan Allah untuk kita lakukan. Segala kebaikan di ganjar sepuluh kali lipat dan dilipatkan lagi hingga tiga ratus hingga lima ratus tingkatan. Kalau kita melakukan kebaikan yang banyak maka ganjaran dari Allah akan melimpah dan memenuhi ladang pahala amal kita. Jadi perumpamaannya seperti sesuatu yang sedikit dilontarkan kemudian berbalik menjadi banyak dan berkumpul hingga meluap dan luapannya kembali ke tempat kita.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE LIMA ADALAH MENGETAHUI KONSEP IBADAH DAN KONSEP TOLONG MENOLONG
Banyak sekali kaum kafir orientalis, maupun kafir liberalis yang sekuler, berusaha memisahkan antara agama dan kehidupan dunia. Kita sebagai umat Islam menyatakan menolak konsep pemisahan itu. Bagi kita, kehidupan adalah agama itu sendiri, kehidupan dunia adalah ladang untuk beramal menuju kehidupan akhirat. Tidak ada satupun dalam agama yang tidak memberi peraturan bagi kehidupan dunia.
Dalam bisnis moderen misalnya, telah berlaku aturan cara berbisnis yang syari’i. Bahkan Rasulullah adalah contoh pedagang – pebisnis – yang ulung. Terbukti ketika dirinya dijadikan duta dagang oleh sayidah Khadijah, tidak sampai sebulan Rasulullah telah pulang membawa keuntungan yang banyak.
Agama Islam adalah agama yang sempurna mengatur bisnis dan segala sendi kehidupan manusia. Jadi tidak ada pemisahan yang ini urusan agama dan yang itu urusan dunia. Dalam Islam, Agama harus menata kehidupan di dunia dan dunia harus sesuai dengan peraturan agama.
Penyesatan yang dilakukan oleh orientalis dan kaum kafir lainnya yang mengatas namakan dunia bahkan mengatasnamakan HAM telah berurat berakar dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Sehingga ada jargon dalam berpolitik ‘kalau berpolitik tidak usah membawa-bawa agama’. Kalau anda menemui orang yang berkata seperti itu katakanlah, “Kami umat Islam, segala kehidupan kami sudah di atur dalam agama, jadi tidak mungkin kami meninggalkan agama kami seperti anda meninggalkan agama anda dibelakang punggung anda.”
Dalam Islam apapun yang kita lakukan dan di niatkan untuk Allah, itu adalah ibadah. Melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya karena Allah, itu ibadah. Menghindari korupsi sebisa-bisanya karena Allah, itu pun ibadah. Tidak ada yang bernilai tidak ibadah, kecuali hal itu dilakukan bukan untuk Allah, untuk boss misalnya, itu bukan ibadah.
Ibadah seperti diterangkan di atas memiliki dimensi yang luas. Ada ibadah ritual, sholat, puasa, sedekah, haji. Dan ada juga ibadah sosial, yang ini banyak sekali jenisnya dan hampir ada di setiap sendi kehidupan kita.
Senyum kepada orang lain, itu ibadah. Mencegah orang lain berbuat jelek, itu ibadah. Memberi ilmu kepada siapa saja itu ibadah. Semua hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain diniatkan untuk mencari ridho Allah adalah ibadah.
Berbisnis dengan baik, itu juga ibadah. Mencari uang yang halal, itu juga ibadah bahkan hal itu adalah ibadah wajib yang diutamakan, mencari penghasilan yang halal.
“Barangsiapa tidak memperdulikan dari mana dia mendapatkan harta, maka Allah tidak memperdulikan dari pintu mana dia masuk neraka.”
Tolong menolong juga merupakan ibadah. Bahkan ajaibnya kalau ibadah lain dihitung pahalanya berdasarkan ke ikhlasan orang yang melakukan ibadah itu dan di balas nanti di akhirat, tolong menolong beda perhitungannya.
Anda boleh mencoba hal ini sebagai pengujian terhadap konsep tolong menolong ini. Percayalah kalau tolong menolong itu dibalas tunai, langsung di dunia ini. Artinya kita tidak akan mati sebelum perbuatan baik kita menolong orang lain di balas oleh Allah swt. Percayalah. Saya dan berjuta-juta orang mukmin lainnya sudah mencobanya.
“Barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya.”
Memang kalau kita menolong orang lain tidak lantas kita mendapatkan apa yang kita mau saat itu juga, karena tolong menolong adalah sesuatu yang ghaib balasannya tidak bekerja berdasarkan hukum yang pasti dan dapat dihitung waktunya. Tapi barang siapa menolong orang lain, adalah suatu kepastian bahwa dirinya akan di tolong juga oleh Allah, hanya masalah waktunya dan dimananya itu kita tidak bisa memastikan. Tapi pasti Allah menolong kita. Itu adalah janji Allah dan janji Allah tidak pernah ingkar.
6. Ihdinashiraatalmustaqim
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Dalam kehidupan dunia ini, yang terpenting adalah diberi petunjuk jalan yang lurus. Itulah cita – cita tertinggi manusia. Diberi jalan yang lurus. Untuk apa banyak uang, harta melimpah, tapi sesat, jauh dari jalan Allah? Untuk apa hidup senang di dunia tapi susah di akhirat? Untuk apa uang melimpah tapi jantung harus di ganti darah sebulan sekali? Diberi petunjuk jalan yang lurus, membuat hidup kita tenang bahagia dunia dan akhirat. Alangkah sesatnya orang yang jauh dari ajaran Allah.
Biasanya hambatan yang utama adalah melawan diri sendiri. Kemalasan merupakan penyakit yang diciptakan oleh diri sendiri. Itu harus dilawan oleh orang yang beriman. Tugas ibadah kita menuntut akhir yang baik maksudnya khusnul khotimah, akhir yang baik. Percuma kalau kita sudah bekerja keras di dunia, tanpa kita sadari tahu-tahu kita termasuk dalam golongan yang mendapatkan akhir yang buruk atau su ul khotimah. Na uzubillah min zalik.
Surga di dapat oleh orang – orang yang mendapatkan petunjuk jalan yang lurus. Oleh karenanya, orang – orang yang mendapat petunjuk sudah dipastikan dalam genggaman kebahagiaan disisi Allah, surga jannatunna’im.
Allah berkata dalam ayat ini, “Ayo kejarlah surgaKU dan ketahuilah cara satu-satunya mendapatkan surgaku adalah mengikuti petunjukku. Petunjuk tidak akan berguna bagi orang yang bodoh, tapi engkau tidak bodoh. Mintalah surga, mintalah petunjuk jalan yang lurus. Karena jika engkau dapat petunjuk, tak ada seorang pun yang mampu menyesatkan engkau. Dan engkau akan beroleh surgaKU.”
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE ENAM ADALAH : MEMPUNYAI CITA-CITA TINGGI DAN BERUSAHA MENGGAPAINYA
Banyak filosof ulung yang berkata bahwa hidup dan kehidupan ini menjadi dinamis dan menemukan bentuknya yang sekarang adalah karena orang mempunyai cita-cita yang tinggi.
Karena cita-cita yang tinggi ingin terbanglah Wrigth bersaudara menciptakan pesawat. Karena cita-cita ingin menerangi rumahnya maka Thomas Alfa Edison menciptakan bola lampu. Hidup akan bermakna bagi orang-orang yang mempunyai cita-cita. Dan hidup pantas dijalani hanya bagi orang-orang yang cita-citanya digantungkan setinggi langit. Buat apa diam berpangku tangan tanpa cita-cita, hidup ini hanya sekali dan harus bermanfaat. Kita harus meninggalkan jejak bagi generasi dibelakang kita, sehingga mereka bisa bangga dengan keberadaan kita.
Orang yang tidak mempunyai cita-cita adalah orang yang mati, orang yang menyandarkan hidupnya pada takdir. Dia akan dibawa kemana hidup ini membawanya bukannya dia yang menjadi penentu mau dibawa kemana hidupnya.
Bagi seorang muslim, cita-cita yang tinggi diperlukan. Cita-cita yang paling tinggi adalah mendapatkan kenikmatan surga jannatunnaim. Sedangkan jalannya berbagai cara bisa dilakukan. Dari jadi presiden sampai jadi pengamen kata Rhoma Irama.
“Hai manusia dan jin, jika engkau sanggup menembus langit, maka tembuslah, sesungguhnya menembus langit itu membutuhkan kekuatan yang besar.”
Mempunyai cita-cita yang tinggi akan mendorong orang untuk berbuat sesuai dengan apa yang dicita-citakan, mungkin saja dia mendapatkan kegagalan, tapi kegagalan itu dijadikan awal kesuksesannya. Bisa saja suatu saat ia merasa jenuh, tapi begitu dia mengingat cita-citanya yang tinggi dan membayangkan apa yang bisa dicapainya dengan cita-citanya itu, dia bangkit lagi dengan semangat baru, usaha baru dan cara pandang yang baru.
Tentunya cita-cita yang tinggi memerlukan dukungan dari beberapa disiplin kehidupan, dia memerlukan dukungan ilmu, amal sholih, skill, komunikasi yang baik dan kedisiplinan diri untuk konsisten menyandang cita-citanya.
Cita-cita yang tinggi disertai upaya untuk mencapainya adalah langkah awal untuk beroleh kesuksesan itu sendiri.
7. Shiratallazina an’amta alaihim
Jalan orang-orang yang diberi nikmat
Sebagai orang mukmin, kita tidak saja minta diberi jalan yang lurus, tapi kita lebih spesifik lagi, lebih detail. Kita juga minta selain petunjuk jalan yang lurus juga jalan yang diberi nikmat. Bukan sekedar lurus saja. Tapi diberi nikmat.
Di dalam Al Qur’an penuh dengan cerita atau kisah para nabi dan penentangnya. Para nabi merupakan contah orang – orang yang diberi nikmat, disamping petunjuk jalan yang lurus. Dalam ayat ini Allah mengingatkan kisah-kisah itu. Kalau engkau memperoleh ‘berkah’KU, engkau akan seperti nabi-nabiKU, orang-orang sholihKU, orang-orang yang diberi nikmat.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE TUJUH ADALAH MENGETAHUI BATASAN SUKSES
Apa sih arti kesuksesan itu menurut Islam? Apakah kalau kita banyak uang, banyak mobil, banyak rumah kita sudah dikatakan sukses? Mana yang lebih enak, banyak harta tapi jiwa kita sakit atau miskin tapi jiwa kita sehat?
Dalam Islam, kesuksesan adalah apabila kita sebagai manusia dapat hidup tenteram dengan beramal baik sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw, menggantungkan diri kepada Allah, bisa menolong orang lain dengan harta dan jiwa kita dan mendapatkan khusnul khotimah – akhir yang baik – sehingga Allah Ridho kepada kita dan kita dimasukkan kedalam surga. Itulah difinisi kesuksesan menurut Islam.
Islam tidak melarang orang berharta banyak, bahkan dianjurkan sebab ada ibadah yang namanya sedekah dan membayar zakat yang memerlukan harta sebagai sarananya.
Islam juga tidak melarang mempunyai istri lebih dari satu, asalkan dia sanggup berlaku adil antara istri yang satu dan istri yang lainnya.
Islam tidak melarang mempunyai kedudukan yang baik, bahkan di anjurkan karena menjadi Khalifah yang adil ganjarannya tidak lain kecuali surga.
Dalam kehidupan ini ada 2(dua) hal yang perlu diperhatikan :
1. Ridha Allah : bagaimanapun kita hidup, apapun usaha kita, kita harus mempertanyakan kepada diri kita, “Apakah Allah Ridha dengan apa yang kita lakukan?” kalau Allah tidak Ridha dengan apa yang kita lakukan, buat apa kita hidup? Buat apa kita banyak harta tapi harta itu hasil mencuri? Buat apa banyak harta tapi harta itu hasil berjudi? Menang undian? Bukan hasil kerja keras kita? Buat apa?
2. Manfaat untuk diri sendiri dan orang lain : kita juga harus bertanya kepada diri kita, apakah hal yang kita lakukan itu ada manfaatnya? Minimal untuk diri sendiri. Sebab kalau tidak ada manfaatnya, lebih baik tidak usah dikerjakan.
"Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa-apa yang diperlukan untuk hari esoknya.”
Bukankah dalam ayat ini mengandung pengertian Perencanaan? Hidup harus terencana, tercita-cita. Ingin hidup seperti apa yang akan kita jalani? Itu terserah kita. Mau masuk surga itu terserah kita. Mau masuk neraka, itu juga terserah kita. Pilihannya ada ditangan kita, dan waktu untuk memilihnya adalah saat ini, saat kita hidup di dunia yang fana ini. Jadi silahkan memilih. Karena hidup adalah pilihan.
Ghairilmagdubi ‘Alaihim Waladdhoollin
Bukannya jalan orang-orang yang di murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.
Maghdubi, Dimurkai Allah. Kenapa mereka di murkai Allah? Karena mereka mengetahui kebenaran tapi mereka sengaja berpaling dari melakukan kebenaran itu. Allah murka. Seperti orang – orang Yahudi. Mereka dikatakan seperti keledai membawa buku-buku, mereka berilmu, tapi ilmunya tidak membuat dirinya lebih dekat kepada Allah. Allah murka.
Wa La Dholin, dan bukanya orang yang sesat. Orang yang berilmu tentu mengetahui kalau dirinya mengetahui, beda dengan orang yang tidak mengetahui, mereka mencari-cari sesuatu tanpa mengetahui sesuatu itu apa. Mereka bisa dipastikan akan mendapatkan kesesatan. Dalam Islam, orang harus beribadah dengan Ilmu. Dengan pengetahuan orang menjadi tahu dan mengerti apa yang dilakukannya. Tidak asal sembarangan.
Orang – orang nasrani, mereka mengikuti apa yang dikatakan nenek moyang mereka, tanpa menyelidiki kebenarannya, mereka sesat. Kita berlindung dari pada hal yang demikian itu – menjadi sesat dan menyesatkan orang lain. Na uzu billah minzaalik.
FILOSOFI AYAT INI ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE DELAPAN ADALAH MENGETAHUI UNSUR PENGHAMBAT KESUKSESAN YAITU DIMURKAI DAN SESAT.
Orang-orang yang menginginkan kesuksesan harus mengetahui apa saja yang mnghambat dirinya untuk menjadi sukses. Dia harus tahu hal itu untuk menghindarinya. Diantara penghambat kesuksesan itu adalah mempunyai ilmu tapi ilmu itu tidak dipergunakannya. Mereka inilah yang dimurkai Allah.
Mengapa orang yang mempunyai ilmu tapi tidak mau mempergunakannya? Karena sombong. Angkuh dan bangga terhadap pendapatnya sendiri. Orang yang sombong sama saja menuhankan dirinya sendiri. Mereka seperti fir’aun pada zaman nabi Musa As.
Ilmu tiada berguna tanpa amal, ilmu pengetahuan apapun itu tidak ada gunanya jika tidak dipraktekan untuk kemaslahatan umat manusia. Contohnya, dia sudah belajar mengobati dengan baik , tapi ilmu pengobatannya itu tidak dipakainya, justru dia berpegang kepada perdukunan yang belum tentu ada ilmunya, kita bisa melihat sendiri mengapa Allah murka. Buat apa menuntut ilmu tapi tidak dipergunakan sebagai ladang amal?
Di dunia ini ada 4 (empat) jenis manusia :
1. Orang yang tahu kalau dirinya tahu, dialah orang yang berilmu, ikutilah dia dan ambil ilmunya untuk kita amalkan.
2. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tahu, dialah orang yang lupa, tugas kita adalah mengingatkan bahwa dirinya bisa lebih bermanfaat jika dia menggunakan ilmunya untuk masyarakat.
3. Orang yang tahu kalau dirinya tidak tahu, ini adalah orang yang mau belajar, bantulah dia untuk mencari ilmu sehingga dirinya bisa berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat tempat dia tinggal.
4. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu, ini adalah orang bodoh, jangan mengikutinya kalau anda tidak ingin sesat. Orang yang tidak tahu kalau dirinya tidak tahu hanya mengadalkan pemikiran akalnya yang terbatas, pasti dia akan menciptakan khayalan dan illusi supaya orang lain menganggap dirinya benar.
Yang terpenting dalam Islam adalah beribadah dengan ilmu, sebab apabila orang beribadah tanpa ilmu dia akan tertolak ibadahnya. Bagaimana mungkin orang melakukan sholat, tanpa tahu bacaan sholat yang benar? Bagaimana mungkin orang melakukan sholat tanpa tahu apa manfaat sholat untuknya? Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya.
“Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi seorang muslim. Tuntutlah ilmu dari mulai buaian sampai ke liang lahat.”
Hambatan lainnya yang menghalangi kesuksessan adalah malas, jumud – berdiam diri – dan merasa paling benar sendiri. Ke tiga hal ini adalah penghambat yang nyata untuk diri anda meraih kesuksesan. Kalau orang sudah malas, apapun dianggap siksaan buat dirinya. Mau melakukan ini, malas. Mau melakukan itu pun malas. Susah jadi orang malas. Apalagi jumud – berdiam diri – ada hal yang perlu dilakukan, tapi tidak dilakukan karena dirinya memilih diam tidak melkukan apa-apa. Dan yang paling menakutkan adalah merasa diri paling benar. Kalau orang sudah merasa diri paling benar, ilmu apapun, nasihat apapun tidak akan masuk ke dalam jiwanya. Betapa pun kerasnya kita memberi tahu akan suatu hal, dia tetap dengan pendiriannya bahwa dia mengetahui segalanya dan dia benar. Na uzu billahi minzalik.
Majulah orang-orang sukses, dan ketahui hambatan-hambatan untuk meraih sukses. Hambatan paling banyak adalah dari diri sendiri. Insya Allah akan dijelaskan lagi secara terperinci apa-apa saja yang menghambat kesuksesan.
Amin
Kabulkanlah doa kami
Setelah engkau memuji, kemudian dilanjutkan dengan memuji menggunakan namanya, engkau menyatakan bahwa tiada ada Tuhan yang dimintai pertolongan dan disembah selain kepada NYA, engkau lanjutkan dengan permintaan untuk diberi petunjuk jalan orang yang lurus dan diberi nikmat seperti nabi-nabi Allah yang diceritakan al Qur’an al karim. Engkau berharap doa mu itu dikabulkan Allah dengan pengharapan yang pernuh keyakinan, permintaan yang penuh kesungguhan dan penantian yang sangat-sangat merindukan. Engkau hanya bisa pasrah dan berharap kebaikan dari Allah yang mengabulkan doa. Jangan berprasangka macam-macam pada Allah, kalau doa kita belum terkabul. Pasti ada hikmahnya.
FILOSOFINYA ADALAH :
KUNCI SUKSES DUNIA & AKHIRAT YANG KE SEMBILAN ADALAH BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH & SELURUH MAKHLUK
Berprasangka baik bukan berarti melepaskan tanggung jawab ikhtiar – usaha – kepada ketentuan Allah. Sebaliknya berprasangka baik adalah terus berusaha hingga terlihat hasil baiknya.
Sabar dan tawakal, bukan berarti diam tak berusaha, sabar adalah berusaha sekuat tenaga dan sekuat kemampuan, kemudian berpasrah tentang hasilnya kepada Allah. Itulah pengertian sabar dan tawakal yang diinginkan di dalam Islam.
“Sesungguhnya Aku mengikuti prasangka hambaKU.”
Kalau usaha sudah kita lakukan, doa sudah kita panjatkan, tugas kita berikutnya adalah berprasangka baik kepada Allah. Mungkin saja kita belum berhasil sebab kalau kita dibiarkan Allah berhasil nanti kita akan menjadi sombong. Kebanyakan manusia tidak kuat jika diuji dengan keberhasilan. Banyak orang yang dulunya sholat dengan tekun tapi begitu diberi keberhasilan sedikit saja, sholatnya ditinggalkan karena sibuk dengan urusannya. Padahal urusannya baru akan berakhir kalau dirinya sudah masuk kedalam liang kubur. Na Uzu Billahi Minzalik.
Jadi saudaraku, marilah kita berangkat menuju kesuksesan, mari kita raih kesuksesan itu dan kesuksesan itu baru dikatakan sebuah kesuksesan jika ia mencakup dunia dan akhirat sekaligus. Islam telah mengajarkan kepada kita tata cara meraih kesuksesan dengan sembilan kuncinya ini. Ayo saudaraku, mari, kita tinggal melakukannya. Kita tidak harus menciptakan lagi apa itu jalan menuju sukses, karena Allah telah memberitrahukan jalan menuju kesuksesan itu kepada kita. Kita wajib membacanya di dalam sholat. Pilihannya terserah kita, apakah kita akan meraih kesuksesan itu – yang telah Allah beritahukan kepada kita jalannya ? atau kita memilih terpuruk di dunia ini – yang berkonsekuensi terpuruk juga di akhirat nanti. Pilihannya ada pada diri kita masing-masing. Jadi mari kita memilih untuk menjadi sukses. Ayo....!!!
Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk diri sendiri dan umat pada umumnya.
Wassalamu alaikum wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar